Awal Bulan Di Akhir Tahun

 Ya rabb, terkadang kita diuji untuk benar benar mengalah oleh tuntutan dan keadaan. Hape minggu lalu digadai buat menyambung hidup, kemarin pinjam uang ke ibu sendiri agar bisa menebus buat dipakai posting2 beberapa iklan di sosial media. Mobilpun sudah digadai buat masukin anak kedua ke sekolah alam yang uang pangkalnya 10juta.

Uang sudah diikat karet jumlahnya 650ribu ya, kemarin sabtu sudah genap, minggu ternyata libur, ya kepakai lagi buat sehari hari. Apalagi anak kedua lagi sakit mengi dan batuk-batuk, jadinya kubelikan ikan nila sekilo harga 38ribu dan 2 bungkus tekwan, satu buat kak anya satu lagi buat istriku yang lagi dikejar deadline kerjaan konsultan yang tak jarang honor cair setelah pending beberapa bulan sehingga mesti kesana sini cari dana talang. Sudah pinjam online, pake nama adik lagi. Begitu dan begitu.

Desember ini mulai meledak, ya perkara pasak dan tiang. Aku masih jadi makelar tanah, penghasilan nggak tentu. Hari ini dapat komisi, dua minggu pencairan menyepi. Istriku jadi pemain cabutan di sebuah lembaga risetptn di Bandung. Kelihatannya memang keren, rapat sana rapat sini, pergi sana pergi sini, bicara tentang desentralisasi di jawa barat. Mungkin banyak yang kira gajinya puluhan juta, jelas itu hoak karena honornya nggak jauh beda sama guru honorer ya sekitar satu setengah jeti. Tapi perut sudah dijamin kenyang, akomodasi terjamin. Ya namanya perjuangan yang ingin jadi seorang guru besar. Kuliah magister kena dropout ptn, lanjut pts semoga segera kelar, wisuda karena kursi dosen menanti. Meskipun di pts disyukuri aja.

Kembali ke urusan galon, kaget bukan main galon kosong melongpong. Tanya bojoku, kok iso? yo iso bo yo kabeh nang omah ra ono duit. Uang enam ratus limapuluh sudah kena pake bensin seratus ribu pula. Aku ra iso mekso ngambil gadaian karena ada yang lebih penting, ya hajat hidup di rumah mertua ini yang ada tujuh kepala dan tujuh perut yang mesti diisi setiap hari. Biarkan Allah.SWT yang menyelesaikan permaslahan kita saat diri akal dan hati kita tidak mampu menembus batas ketidakmampuan. Sing penting sesok iso mangan kabeh, sehat kabeh, akur kabeh pokoke.

Belum lagi satu perkara jemputan anak yang belum dibayar pula, masih aman sih biasanya aku mbayar telat beberapa hari, maklum namanya juga makelar yang nggak tentu pendapatannya yang penting komit buat bayar kewajiban dan harap maklum, resiko jadi orang yang sedang berproses aka belum sukses seperti yang lain baik dunia dan juga akhiratnya.

Komentar